Tuesday, April 8, 2025

Refleksi sepanjang kuliah

Hidup penuh ombang-ambing, draf entri baru yg dibuat sepanjang tahun namun tidak pernah selesai, kemana arus takdir 'kan membawaku? *cue gran turismo1 toyota dealer theme song*


2 tahun terakhir begitu panjang dan terjal perjalanan kita, melelahkan nan sarat akan makna pelajaran yang sudah kudapat. Namun apakah waktu yang sudah terpakai sebanding dengan ilmu yang kudapat? Tentu saja, tidak ada ilmu yang sia-sia jika dipelajari. Namun di era yang serba efisien ini, selalu terbersit dalam benakku, apakah aku telah salah ambil langkah? Apakah aku seharusnya bisa mendapat ilmu ini lewat cara yang lebih mudah, lebih baik, lebih efisien?


7 bulan kupakai berproses, melatih aktor, mengkomposisi musik, menyutradarai pementasan. Kita juara 2 di lomba monolog tingkat provinsi, hanya dengan waktu latihan 2 minggu dimana kami seharusnya memiliki 3 bulan. Kemudian aku naik menjabat pemimpin teaterku, diriku yang setiap hari menonton youtube dan anime bajakan di asrama sepulang sekolah tiap sore semasa SMA tidak akan pernah menyangka kejutan yang disiapkan takdir.


Diriku mungkin akan kagum, Ia akan bangga dengan perkembangan yang sangat mirip protagonis anime ini. Kemudian dia melihat nilaiku yang sudah terjun bebas, lalu dia melihat aku yang menghela nafas akan nasib dirinya yang begitu naas di masa mendatang. Apa yang akan dia pikirkan? Apa yang terlintas dalam benaknya ketika ia saksikan buah dari masa kepemimpinanku yang sungguh tidak ada wibawanya, sungguh tidak ada arahnya, tak ada maknanya.

"Yaa, you gain and lose things, depending on what you put on the table and what the stakes are, no? Kaya Asha, kan?"

Wouldn't he say that? Your kid-self? Or was that just me externalizing my own problems and seeing it from a 3rd person view instead?

* * *

Mulai darimana kita...


Aku ingat ketika dewasa masih fajar, matahari penuh benderang di langit timur, biru langit terpantul biru laut, dan cakrawala merias diri dengan awan-awan, sambil bersembunyi dibalik kabut bersama harta karunnya. Aku maju tanpa pikir panjang, berlari, menerjang, terjun, memanjat, semua dihadapanku aku lewati.  

Haruhi dan Kyon mengajariku untuk gegabah, karena situasi yang menegangkan, mendebarkan, memalukan nan konyol, bukankah itu karakteristik perjalanan seorang protagonis? Dengan tujuan apa? Karena petualangan baru sangatlah menyenangkan, tentu saja! Bayangkan jadi Columbus yang menemukan Amerika, bayangkan dari laut yang tak berujung, muncul daratan yang tidak pernah kau lihat sebelumnya. Rahasia apa yang tersembunyi di dunia baru ini? Tidakkah terbersit sedikitpun rasa penasaranmu? Jiwa seorang pionir, pengelana, penjelajah yang lama terpendam dalam hati kita. Biarkan Ia merasakan asin nya aroma lautan, biarkan angin menerpa pipi dan wajahnya sekali lagi.

Lalu apa yang terjadi, apa yang sekarang terjadi? Masih banyak petualangan baru yang menunggu diluar, dan kita putuskan sudah cukup bermain-main jadi penjelajahnya, begitu kah?

* * *

Mari kita coba lagi...


Bukan petualangannya, kita tak pernah berhenti merasa haus akan petualangan baru. Dokumenter panjang di youtube masih kita telan bulat-bulat, serial anime terbaru yang kelihatan menarik kita ingat-ingat judulnya, meski entah kapan kita akan menontonnya, karena kita tahu ini belum saat yang tepat untuk menontonnya.

Rasa takut, rasa gelisah menyelimuti kita, namun kita masih diri yang sama seperti dulu. Hendak memuaskan banyak orang, hendak membahagiakan banyak orang, mungkin kita terlena. Mungkin kita ingin memuaskan terlalu banyak orang, mungkin kita harus rehat sejenak dari kebiasaan itu, dan melihat kedalam hati kita untuk mencari tahu apa yang hilang dari diri kita.

Mimpi kita, mimpi kawan-kawan kita, mimpi yang kita bawa, kemana perginya mereka? Mereka masih disini. Namun batu bara yang akan membantu mengantarkan mimpi-mimpi itu menuju realita, belum cukup yang sudah ada di tungku. Butuh lebih banyak lagi.

Darimana mendapatkannya? Batu baranya, energi untuk menyerok batu baranya. Darimana mendapatkannya?

"Lightly, my child. Learn to do everything lightly, even when you're feeling deeply, just feel it lightly. It's dark because you're trying too hard. Lightly, just lightly let things happen, and lightly cope with them." -Aldous Huxley

* * *

Sejak lautan bernyanyi, sudah kita coba banyak hal. Catatan harian fisik, catatan harian digital, grind it rawdog it all, juga sudah. Digital detox, all-in, juga sudah. Namun tetap saja, arahnya tidak jelas. Kita terus terombang-ambing. Apakah kamar kita pernah bersih? Kurasa sudah pernah, namun tidak pernah bertahan lama. Higenitas ruang mental pun berantakan, tatanan jadwal pun roboh, deretan nilai sempurna beruntun pun runtuh.

Untuk apa? Tujuan jangka pendek, sepertinya.

Demi kepuasan sesaat, infrastruktur jangka panjang dihancurkan. Mungkin ini memang keliruku dalam melangkah.

Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang?

Ada april, mei juni, dan juli. April akan ada UTS, Mei akan ada perayaan HUT, Juni akan diisi apa, untuk mengisi reorganisasi dibulan Juli. Lalu kepengurusan baru akan dimulai, akan ada expo, akan ada inagurasi, akan ada perekrutan, akan ada pentas penarikan massa.

Masih ada petualangan baru dibalik tirai, cakrawala masih menunggu dibalik jendela. Hanya perlu menerjang maju lagi, seperti dulu. Kawan kita masih disini, menunggu kita siap lagi. Mungkin kita harus berhenti terlalu serius, dan mulai perbanyak bercanda. Lebih banyak bersuka ria, sebanyak-banyaknya hingga orang-orang iri dengan suka cita kita.


Aku akan rindu hari-hariku yang dulu bisa menerjang maju cakrawala tanpa pikir panjang, namun aku harus menyadari sekarang bahwa itu hanyalah kenaifan dan kepolosan masa muda. It was an unsustainable way of life, and I mourn the passing of my innocence I gradually lost over the past three years.

Namun masih banyak talen idol yang menjual mimpi dalam lagu-lagu mereka, Kaisou Ressha, Asuiro ClearSky, Ode to an Eternal Future, Stellar Stellar, Hologram Circus, Our Bright Parade, Get The Crown, Bokura no Seiza, Hanadoki no Sora. Karena romantisasi masa muda memang sungguh seindah itu, se-menggugah hati itu.

Ketika laut terhampar luas dihadapan kita, jiwa penakluk dalam diri kita bergejolak. Rasanya ingin kita menerjang maju, memenuhi hasrat dalam diri kita untuk menjadi sesuatu. Mungkin pada akhirnya hal itu salah kaprah, untuk menggantungkan nilai dari pencapaian diri pada tindakan yang sudah-sudah. Namun itu pula sungguh-sungguh, sungguh manusiawi.

Aku sudah pernah merangsek maju tanpa pikir panjang, aku pun telah merasakan ragu-ragu dipenuhi teror sambil bersembunyi di barisan belakang memikirkan terlalu banyak apa yang kemungkinan akan terjadi, hingga semua waktu itu terlewat dan sama sekali tidak ada yang terjadi, karena aku terlalu sibuk berada di belakang barisan untuk membuat jalan di barisan depan.

Dan kesimpulannya, sungguh hanya ada satu. Tetap maju, jangan pernah gentar. Seperti lagu nasional. Terima kasih ku haturkan pada Tokino Sora-san dan Shirakami Fubuki-san yang menjadi sosok percontohan untuk kita semua, untukku yang melewati masa sulit. Aku sedang sering mendengarkan lagu mereka yang liriknya penuh makna aku cantumkan dalam entri ini, sesuai tradisi persis saat Kaisou Ressha membakar hatiku kembali sebelum masa perkuliahan dimulai.

The flowers still bloomed,
and a winter sky was still adored
I will chase the sky,
living every moment,
never ever stopping

I will keep you in my mind
Especially your kind words to me
Even if it is long,
even if it's rough,
I’m glad I’ve walked this road with you

-Hanadoki no Sora, Tokino Sora

-------------------------------------------------- 

Berikut draf entri yang sudah aku juduli, tujuannya mendikte arah tulisan yang hendak aku tuangkan, namun tak pernah jadi. Mungkin suatu hari akan ku selesaikan mereka, namun menulis mereka diluar konteks waktu yg terjadi saat aku mengalami perasaan dan pengalaman mereka, rasanya seperti berbohong. Jadi, sepertinya aku tak akan...? Mungkin aku akan mengubah strategi menulisnya, kita lihat nanti.





No comments:

Post a Comment