Anak-anakku keras latihan, anak-anakku giat ngerjain tugas mereka, tinggal aku yang harus balas budi pengabdian mereka. Aku harus dateng, aku harus temui mereka, aku harus hargai kerelaan mereka.
* * *
Bagaimana cara menyayangi diri sendiri?
Yang kurasa, mungkin aku masih kurang menghormati diriku sendiri. Mungkin, aku masih kurang merawat diriku sendiri.
Jika aku lelah, aku segera tidur di permukaan empuk segera setelah masuk rumah. Itu artinya, di sofa, dengan seragam lengkap. Paginya aku akan terbangun dengan badan yang masih kurang prima, karena sofa dan seragam ketat tidak mengizinkan tubuh untuk bisa istirahat total dan memulihkan diri. Karena seragam itu membuat tubuhku berpikir aku masih berada di luar rumah, aku bisa segera sadar dan mulai beraktivitas lagi karena tubuh mengira kita masih butuh melanjutkan pekerjaan di luar rumah dengan sisa tenaga yang masih ada. Namun itu bukan teknik bangun pagi yang efektif, tidak terjadi pemulihan diri selama istirahat, kondisi tubuh hanya akan terus terpuruk jika ini terus dilakukan terus menerus.
Aku perlu beristirahat di kasur, aku perlu mandi setelah pulang dan mengenakan pakaian santai sebelum tidur. Aku perlu lebih memperhatikan kondisi tubuhku. Aku perlu lebih menghormatinya. Tidak hanya tubuh, tapi juga jiwa, psikis.
Alih-alih berfokus untuk hendak segera melaksanakan kewajiban harian, namun selalu tertunda dahulu karena terjerat aplikasi dalam ponsel sebelum melaksanakannya, mengapa tidak sekalian menyalakan komputer dan bermain suka ria, puaskan diri sebelum menunaikan kewajiban yang dituntutkan padaku.
Tubuh butuh makanan, pikiran butuh "makanan" pula. Penuhi kebutuhan diri sebelum membantu lingkungan sekitar.
Logikanya sungguh mudah dan gamblang, kenapa pengimplementasiannya begitu sulit?
Makanan, kebutuhan tubuh. Hiburan, kebutuhan jiwa. Kelancaran akademis, tuntutan kewajiban.
Sehingga kegiatan berteater, bidang yang selalu kutuangkan seluruh isi jiwa dan ragaku, tak lain hanya lah tuntutan kewajiban yang diminta oleh lingkunganku.
Setara dengan pekerjaan membereskan rumah dan merawat properti pribadi.
Tentu saja, dunia tidak bekerja semudah itu. Hidupku akan berantakan jika aku terlalu abai akan urusan rumah tangga, aku harap bisa lekas waras agar bisa menjalani kehidupan yang lebih normal.
No comments:
Post a Comment